October 19, 2007

O Believers! Think!

Yesterday I received a very disturbing email. It was forwarded by my cousin. The original email came from the doctor who was responsible on harvesting the organs from the brain dead teenager in Sitiawan. The good doctor sent the email to his net group calling for his sahabat to opt to becoming an organ donor. He relayed his being humbled by the arwah's family for their readiness to donate the boy's organs.

Upon being forwarded, the email was commented by a Hamba Allah. The email title was changed, from "Apakah Pengorbanan Kita" to "Kenapa Jantung Tidak Sesuai?". From an email which was intended to be an eye opener on what we can do to help others, it became a stupid propaganda by someone who is pendek akal.

The person commented the reason why the heart was not accepted by the girl in IJN was because the arwah was a Tahfiz student and God did not want the organ to be inside an "impure" body. How shallow can an educated person be? And at the end of the email, the person had a knack to say "Semoga menjadi pengajaran". Bollocks!

If ever, any of the girl's family member or friends and our friends from different faiths read this unnecessarily provocative email, on behalf of all Muslims, I seek your forgiveness.

Allah SWT never told us, to help people based on colour or faith or race. Never. In his eyes the only thing that differentiate humans are his or her Iman. Nothing more, nothing less. We firmly believe, regardless of our race or religion, we came from Him, the one true God. As such, it is our duty to help each other to be at peace with one another. Please brothers and sisters, I sincerely hope that we help to enlighten the people aroud us who are short sighted in giving comments on certain events.

What if the heart was received positively by the girls body system? Then after that, she receives Hidayah and revert to being a Muslimah? What then? This Hamba Allah will then send an email and praise Allah's greatness for the turnabout? Come on. Let's not be hypocrite. There is no need to be api dalam sekam. You're not helping the Ummah. You're not helping Malaysia. You're not answering the call of fisabilillah.

Istighfar.

I ask one last question. What if, one day, someone close to you needs an organ. A heart. And the only available ones are from unbelievers. What then? Would you say "Thanks, but no" and let your loved one dies? Be honest with yourself.

Lesson is, if you do not know what to say or comment upon receiving an email or news, just close your trap. Silence is golden. And silence shields you from sinning.

The email started with a good intention from a medical practitioner. Let's keep it at that. The following is the snippet from the doctor's email which I feel is good to share...

"
Untuk pengetahuan sahabat-sahabat, penderma dikalangan orang Islam adalah yang paling rendah sekali, dan sepanjang saya bertanggung jawab terhadap program 'donor procurement' 4 tahun kebelakangan ini tidak pernah saya berjumpa dengan penderma Muslim. Ini adalah kali pertama persetujuan menderma diperolehi dengan mudah daripada sebuah keluarga Muslim.

Apa yang membuatkan saya termenung sejenak dan bermuhasabah diri adalah apabila mendengarkan alas an yang diberikan oleh si bapa. Alasannya, sekiranya anaknya tidak dapat hidup untuk berbakti kepada agama dan masyarakat, biarlah organ-organnya memberi nyawa kepada yang memerlukan, mudah-mudahan penerima organ-organ tersebut akan dapat berbakti kepada agama dan masyarakat.

Sahabat sekelian, teringat saya kepada cerita pengorbanan para sahabat di zaman RasuluLah, yang sanggup mengorbankan nyawa anak-anak mereka demi perjuangan Islam. Dan dalam hal ini, bukan sahaja si anak tersebut terkorban dijalan Allah (menuntut ilmu) akan tetapi organ-organya juga terus berbakti untuk umat manusia.

Sahabat sekelian, sewaktu bertarawikh di celah-celah almari baju di OT Hospital Ipoh, saya termenung dan berfikir; sejenak saya merasa bangga kerana masih ada dikalangan orang Islam yang berjiwa besar seperti ini. Sejenak pula saya merasa sedih, kerana lebih ramai lagi umat Islam yang berjiwa pengecut dan enggan melakukan pengorbanan. Saya bertanya pada diri sendiri, sekiranya perkara yang sama berlaku kepada anak-anak saya sendiri, sanggupklah saya memberikan consent untuk pendermaan organ? Alangkan untuk menyumbangkan sedikit harta wang ringgit pada jalan Allah pun saya amat keberatan inikan pula anak-anak yang saya cintai. Apakah ini nilai yang saya pegang sebagai pejuang Islam? Alangkah malunya saya di hadapan Rabbul Jalil.
"


Let's do good things and think good thoughts, brothers and sisters. This world is not ours. And we don't live inside it alone. We need other people, like it or not. It's a simbiotic relationship. Don't be so arrogant to think that we can survive on our own.

Peace be amongst you and I.

Petikan dari blog
Ustaz Asri

3 comments:

The Momster said...

oh dear... some people just have to think -ve on every single thing!

Azer Mantessa said...

apabila anak adam meninggal dunia, putus segala darinya dgn dunia ini melainkan 3 perkara:

1. anak yang soleh
2. sedekah jariah yg berpanjangan
3. ilmu yang bermanafaat

ada org kata 4 perkara tapi bukan organ laa.
-------------------------------

jantung ni organ yg paling menarik sebab jantung ni sumber ilmu batin dan macam2 lagi termasuk sarang masuknya setan dan iblis berbisik2 dan merasuk2. tapi setan, iblis, hantu dan jin ni semua pakat lari jugak bila roh seseorang meninggalkan jasadnya. sebab, bila darah dah tak mengalir, depa tak dapat nak berfungsi dan jugak lemas so depa kena keluaq.

tidak kalau, bila kita sedekah jantung kita kat org, naya aaa dgn hantu2 sekali kita dok pi bagi kat dia.
--------------
sama jugak dgn darah. jin, setan, iblis dan hantu bergerak dalam badan kita ikut aliran darah. kalau darah tak mengalir, depa boleh lemas. darah yg kita derma yg disimpan dalam plastik tu tak ada makhluk2 ni. tidak kalau, bila kita derma darah, naya org yg dapat darah sebab dapat sekali ngan hantu2 kita bagi.
----------------------

Hajar said...

n|ns: tu la kan...

AM: :-)